31 Agustus 2008

Undangan Istana Negara (1)



“Satu hari menjelang hari ulang tahun saya yang ke 17, tepatnya 16 Agustus 1983, saya begitu kaget dan terkejutnya melihat tamu istimewa yang berkunjung kerumah, kedua orang tamu tersebut memakai Jas warna gelap dan di damping aparat Kepolisian dan dari Kodim , tamu yang berkunjung tersebut adalah “Protokol Istana Negara” , setelah basa-basi , saya didampingi kedua orang tua saya membaca surat dari “Presiden Republik Indonesia” saya mendapat kehormatan menghadiri HUT RI di Istana Negara. Dengan izin Ayah dan Mamak biasa saya memanggil ibu saya, berangkatlah saya bersama protokol Istana menuju Medan dan dilanjutkan Perjalanan dengan Pesawat khusus menuju Jakarta. Malam pukul 23.00 saya sampai di Istana Negara dan saya langsung menuju kamar tamu kenegaraan, saya masih tidak percaya seorang anak muda dari sebuah kota kecil bisa menghadiri Undangan Presiden RI dalam Acara HUT RI di Istana Negara dan menginap di Ruang Guess House Kenegaraan Istana Negara, dimana tempat itu hanya dihkususkan untuk tamu-tamu “Istimewa” Presiden dan Kenegaran dan biasanya hanya Presiden atau kepala Pemerintahan suatu Negara sajalah yang menginap di kamar Guess House tersebut.
Entahlah, perasaan bingung , heran, dan senang menjadi satu dalam dada . Saya bersyukur pada Allah bahwa mungkin inilah kado istimewa yang dalam hitungan menit saya akan berulang tahun yang ke-17. Tepat pukul 24.00 sayup-sayup saya mendengar dentang jarum jam entah dari ruang mana, namun yang pasti suara itu sangat menggema , saya bangun dari tempat duduk dimana saya masih di rasuki rasa yang bercampur aduk tadi, saya mengambil wudhu dan sholat sunnah dua rakaat tanda syukur saya, dalam doa saya bermunajat ‘ Ya Allah hamba bersyukur , hari ini hamba tepat berusia 17 tahun, hamba mohon jadikanlah hamba anak yang sholeh, hamba yang selalu bersyukur , hidup hamba berguna dan bermanfaat untuk orang lain dan terima kasih ya Allah engkau telah memberikan hadiah yang istimewa “ ini “.’
Tepat jam 01.35 saya belum juga bisa tidur, tetapi saya ingat pesan protokol istana, besok pagi jam 07.00 Bapak Presiden akan mengadakan sarapan pagi bersama para tamu Istimewa yang menginap Di Guess House Istana Negara ini. Akhirnya, rasa lelah dan kantuk jugalah yang membuat saya harus tertidur di atas tempat tidur yang bagus, dan empuk itu. “ (Hye/31/08/08)